Minggu, 12 Mei 2013

cerita fiksi : LDR (Long distance relationSHIT!) CHAPTER 1

Akhirnya, setelah sekian lama gue nganggurin blog gue yang satu ini gue bisa dapat waktu buat ngepost lagi...

Iya, semenjak gue dapet kerjaan baru, gue jadi jarang dapet waktu kosong cuma sekedar buka blog. 

Atas salah satu permintaan temen gue, mbak kiko mulai hari ini gue bakal ngepost cerita cerita pendek  di blog gue ini, karena (katanya) gue cuma berbakat ngelucu di dunia nyata tapi gak dari tulisan. *pelawak gagal
Dan atas permintaan doi juga, cerpen pertama gue kali ini bakal gue angkat tema LDR, (iya, doi lagi terancam LDR) (buat orang galau dari cerita asik nih *evil)

Ya udah, berhubung nih postingan bakal full berisi cerita kacrut, mending langsung kita mulai aja yak cerpennya.. check this out!!

==============================================




 
 Senja sore, waktu dimana langit pagi rela memberikan sinar oranyenya kepada langit agar dia lebih dicintai orang-orang yang sudah seharian bertarung berjuang mempertahankan kehidupannya dari kerasnya jalan panjang yang mereka lewati. Tak sedikit orang yang rela menyisihkan waktunya hanya untuk sekedar duduk beristirahat sambil menikmati sinar mentari senja yang menenangkan yang ditemani angin sepoi-sepoi yang berhembus pelan seakan siap ikut menerbangkan berbagai kepenatan orang yang merasakannya.

Tak terkecuali kevin, pemuda berparas hitam manis dan berbadan cukup tegap. Dia sedang terduduk di teras depan rumahnya sambil terus memegang handphonenya. Dia terlihat gelisah menunggu kabar dari seseorang yang tak lain tak bukan pacarnya, lidya. Kevin sedang tak sabar menunggu kabar kepastian dari sang pacar yang hendak melanjutkan kuliahnya keluar kota, tepatnya di kota jogjakarta.

Kevin dan lidya sudah berpacaran kurang lebih 3 tahun, pertemuan mereka yang tanpa disengaja masih terus datang mengenang di dalam pikiran kevin.
Mereka bertemu disalah satu acara di kampus kevin, lidya adalah salah satu EO penyelenggara acara tersebut dan kevin adalah salah satu anggota band yang mengisi acara dikampus itu. Proses pengenalan mereka yang sederhana, hanya sekedar saling menatap, berkenalan, bertukar nomer handphone, jalan 2-3 kali dan akhirnya mereka meresmikan status mereka sebagai 2 orang yang "berpacaran", Masih teringat jelas dalam ingatan kevin senyum lidya saat mereka saling tatap pertama kali, dan ingatan itu selalu sukses membuat kevin terseyum kecil dan merasa ada kebahagiaan dalam dirinya.
 
Lamunan kevin terpecah saat tiba-tiba lagu "dear god" dari avenged sevenfold mengalun dari handphonenya menandakan bahwa ada panggilan masuk ke handphonenya. Dia melihat nama "lid angel" tertera di layar handphonenya. "akhirnya..." bisiknya dalam hati.

"halo beb, gimana? kamu beneran jadi pindah ke jogja?" tanya kevin khawatir.

"halo, iya beb. maaf ya. kamu gak apa-apa kan kalo kamu aku tinggal disini?" lidya menjawab dengan nada berat seakan dia juga tak rela jika mereka harus dipisahkan jarak yang lumayan jauh. 

"aku gak apa-apa kok beb, kamu tenang aja ya." jawab kevin berusaha menguasai suasana dan menghilangkan rasa bersalah lidya.

"iya beb, maaf ya. besok aku berangkat jam 7 pagi dari medan. kamu anterin aku ya." 

"iya, pasti besok aku anterin kamu. yaudah deh, kamu packing dulu sana. ntar kabarin aku lagi ya" jawab kevin sambil mematikan teleponnya.

Kevin terlihat tak tenang. Dia terus membayangkan kepergian lidya. Dia belum siap untuk berpisah dari lidya sejauh itu. Ada sesuatu yang menentang dalam dirinya, tapi bukan kevin namanya kalo dia gak bisa mengendalikan hal itu. Sambil menghembuskan asap rokoknya ke udara dia terus membayangkan bagaimana dia melewati hari-harinya yang udah terbiasa dihabiskannya bersama lidya. Sebelum hanyut terlalu dalam lamunannya kevin memutuskan menarik sekali lagi rokoknya lalu masuk ke dalam rumahnya.


Jam 7 pagi esoknya, bandara polonia.

Kevin dan lidya terlihat berjalan bersebelahan sambil mendorong trolley menuju ruang check in. Terlihat jelas dari kedua wajah pasangan ini bahwa berat rasanya untuk berpisah. Terlebih lidya, terliht jelas disudut matanya sekumpulan air yang siap untuk jatuh membasahi pipi hingga ke bibirnya. 
Kevin menyadari hal itu, setelah sampai di batas pengantar kevin memegang erat tangan lidya seakan menahan agar lidya tetap dimedan, menemani hari-hari kevin. Lidya merasa semakin berat untuk melangkahkan kakinya untuk pergi.

"kamu jangan bandel disana ya sayang, bener-bener kuliahnya biar cepet selesai terus pulang lagi ke medan buat nemenin aku lagi, biar kita bisa jalan jalan bareng lagi, biar bisa becanda gelitikan bareng aku lagi." ucap kevin berusaha tegar menahan ketidak relaannya.

"iya sayang, kamu juga jangan bandel disini ya. Kamu tungguin aku, ntar kalo ada libur panjang aku bakal pulang" balas lidya sambil mengeratkan genggaman tangannya seakan ingin terus menggenggam tangan pria yang telah berhasil meluluhkan hatinya itu, dan tanpa disadarnya air yang daritadi memenuhi sudut matanya akhirnya jatuh membasahi kedua pipinya.

"udah jangan nangis, aku bakal nunggu kamu kok, aku janji gak bakalan macem-macem disini." kata kevin sambil mengusap air mata lidya lalu memeluknya erat. Kevin juga sedih, terlihat jelas air matanya yang tertahan di mata yang telah membentuk kaca, dia berusaha terlihat ikhlas di depan lidya agar lidya dapat berangkat dengan tenang.

Itu pembicaraan terakhir mereka sesaat sebelum perpisahan mereka. Kevin mengecup kening lidya sebelm mereka berpisah sambil membisikkan kata "i love you.."



to be continued......