Rabu, 26 November 2014

Cerita Fiksi: Cahaya diujung toba (part 1)

  Pagi lagi, cerah lagi. Dimana sang mentari membangunkan semua insan semesta yang telah semalaman merebahkan lelah setelah bersimbah peluh dan pilu melawan dunia. Dunia? hahahahha. Mungkin sedikit berlebihan. Melawan hidup, mungkin? Baiklah, ayo memulai hari ini dengan secercah harapan. Setidaknya masih ada sejengkal kepercayaan bahwa hidup ini tidak seburuk apa yang diceritakan orang lain bukan?

Sebaiknya aku memperkenalkan diriku terlebih dahulu, seperti kata pepatah tua "Tak kenal maka tak sayang". Jadi ada baiknya kita saling mengenal bukan? Namaku reinald, kalian bisa memangilku "rein". Aku hanya seorang pemuda yatim piatu yang berusaha meniti hidup agak lebih baik. Bukankah itu yang banyak orang lakukan?

 Aku bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan aku harus tinggal di beberapa tempat untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan beberapa pekerja kasar kami. Hal ini membuatku memiliki cukup banyak  pengalaman baik itu tentang yang berhubungan dengan  pekerjaanku maupun tentang hal lain tentang cinta. Dari sekian banyak tempat yang kukunjungi aku memiliki beberapa pengalaman yang cukup membuatku mengerti arti cinta. Siapa tak mengenal dia, seluruh umat semesta memujanya. Cinta mengajari kita untuk saling menjaga, melindungi, menghargai tapi juga mengajari kita membenci dan mengutuk. Dari semua orang yang aku kenal ada satu sosok yang masih kuingat sampai sekarang, seorang gadis bernama "cahaya".